Skip to content

Perjalanan Kang Ramdan dalam Pariwisata

kang ramdan

Perkenalkan salah satu anggota tim kami di Gunung Papandayan. Namanya Kang Ramdan, Koordinator Lapangan @papandayantrip. Seseorang yang menjembatani pertemuan kami semua untuk jadi satu tim kerja di dunia jasa pariwisata. Cara pandangnya terhadap wisata boleh dibilang menarik, mungkin itu juga yang membuat kita yang awalnya ga bisa dan ga punya apa-apa, jadi bisa melakukan sesuatu bersama-sama sampai sekarang ini.

Kalau diceritakan semuanya mungkin akan jadi terlalu panjang, bagian lengkapnya nanti biar Kang Ramdan sendiri yang nyeritain kalau kita camping bareng. Kang Ramdan sebagai salah satu bagian dari masyarakat lokal, juga lahir di kaki Gunung Papandayan. Bertumbuh besar di pedesaan kaki Gunung Papandayan, akang tentu menyaksikan sendiri permasalahan yang ada di desanya.

Kekayaan Alam Belum Tentu Bisa Membuat “Kaya” Masyarakatnya

Memang benar Gunung Papandayan merupakan hadiah dari alam semesta bagi masyarakat yang tinggal di sekitarnya. Namun tanpa sumber daya manusia yang mumpuni, apakah masyarakat dapat merasakan nikmat dari manfaatnya?

Suburnya tanah vulkanis Gunung Papandayan telah berhasil menghidupi banyak masyarakat yang bertani. Namun bagi mereka yang tidak memiliki lahan, kesempatan bekerja itu sangat terbatas. Maka dari itu, sudah jadi hal biasa kalau anak muda di kaki Gunung Papandayan memilih pergi merantau untuk mencari pekerjaan. Akan tetapi Kang Ramdan adalah salah satu dari mereka yang memutuskan untuk bertahan.

Saat usianya masih belasan tahun, keadaan telah membuat Kang Ramdan “terpaksa” untuk hidup mandiri. Sehari-hari sebagai anak yang putus sekolah, Kang Ramdan keluar masuk pasar tradisional untuk berjualan teh hasil olahannya di rumah.

Hidup dari Teh Tradisional

Cukup lama Kang Ramdan hidup dari hasil mengolah teh, namun setelah menikah usaha Kang Ramdan menemui banyak kesulitan. Pada saat itu pedagang di pasar tradisional hanya mau membeli teh dengan sistem pembayaran tempo. Di sisi lain penjualan teh tradisional di pasar mulai menurun, seiring dengan masuknya produk teh dengan merk-merk industri besar ke pasar. Pembayaran dari para pedagangpun tersendat, sehingga modal usaha Kang Ramdan tidak lagi bisa berputar. Pada puncak masa sulit itu, nasib membawa Kang Ramdan mulai belajar mengendarai motor, lalu mulai meniti profesi barunya sebagai tukang ojek di Gunung Papandayan dengan motor pinjaman.

Mulai Ngojek di Kawah Papandayan untuk para Pekerja Kebun Kentang Pengalengan

Tahun 2007 melalui ajakan Kakaknya, adalah kali pertama Kang Randam menyambangi kawah gunung papandayan, lokasi yang sekarang lebih di kenal sebagai Camp David. Pada tahun-tahun ini memang masih marak jasa ojek bagi para pekerja kebun dari Pengalengan – Bandung, biasanya 1 atau 2 minggu sekali mereka ingin pulang ke rumahnya di Garut. Para pekerja kebun ini mempersingkat jarak tempuh dengan mendaki Gunung Papandayan untuk pulang ke rumah. Meskipun tidak banyak, akang bisa mengumpulkan setidaknya 100.000 rupiah dalam seminggu untuk bertahan hidup bersama istrinya Teh Ai, dan Arip anak pertama Kang Ramdan yang saat itu masih kecil.

Awal Mula Mengenal Pariwisata

Disela waktunya menunggu antrian ojek, disinilah perlahan Kang Ramdan mengecap pahit-manis dunia pariwisata. Mulai dari membuat aksesoris berbahan akar pakis, hingga menjadi guide lokal pendamping untuk para turis asing yang dibawa para tour guide dari Bandung.

2012, populernya film 5cm saat itu mendorong ribuan pendaki berpetualang ke Gunung Papandayan setiap akhir pekannya, di masa-masa ini Kang Ramdan punya banyak kesempatan menjadi Porter, Guide bahkan memulai usaha rental perlengkapan pendakian yang dimulainya dari 1 tenda, 4 matras, 4 sleeping bag.

Mulai Menjalankan Usaha Wisata

Sejak mulai maraknya kegiatan mendaki gunung, Kang Ramdan mulai serius dengan usaha rentalnya. Sambil sesekali juga menjadi Guide atau Porter bagi para pendaki yang membutuhkan jasa pendakian. Pada tahun 2014 Kang Ramdan pertama kali bertemu Filosantara Trip Organizer yang saat itu mulai sering menyelenggarakan Open Trip ke Gunung Papandayan, biasanya Filosantara memerlukan tambahan kru porter dan perlengkapan yang di sewa dari usaha rental Kang Ramdan.

Hingga saat ini Filosantara dan Kang Ramdan terus melanjutkan kerjasama, dengan bersama-sama membangun Papandayan Trip sebagai Lokal Tour Operator, yang digerakan oleh kurang-lebih 11 orang masyarakat lokal. Sebagai wujud nyata dari misi Filosantara dan mimpi Kang Ramdan untuk menjalankan usaha pariwisata berbasis masyarakat lokal.

Tantangan Baru Masyarakat Lokal dalam Pariwisata

Tingginya minat wisata pada pendakian di Gunung Papandayan bukan sertamerta langsung berdampak positif pada masyarakat lokalnya. Masuknya Tour Operator ke Gunung Papandayan dengan membawa kru wisatanya sendiri dan juga sudah terbukanya informasi tentang gunung papandayan, membuat jasa pemandu lokal kadang sudah tak lagi dilirik. Kondisi ini merupakan fakta yang harus kami terima, namun bukan berarti masyarakat lokal tidak lagi punya peran dalam pariwisata.

Kang Ramdan sekali lagi mengumpulkan harapan yang masih ada pada orang-orang yang menginginkan perubahan itu. Bagaimanapun masyarakat lokal adalah orang yang paling dekat dengan Gunung Papandayan, yang mana kehidupannya sudah tidak lagi dapat dipisahkan dengan Gunung Papandayan itu sendiri. Melalui introspeksi diri, kami bersama-sama di dalam papandayan trip berusaha kembali membuktikan peran penting masyarakat lokal di dalam pariwisata.

Saat ini Kang Ramdan dan rekan-rekan semuanya di dalam Papandayan Trip, ingin mengajak kamu merasakan suatu pendakian pada level yang berbeda. Pendakian bersama Papandayan Trip bukan hanya sekedar perjalanan menjelajahi indahnya alam Gunung Papandayan, tapi juga akan membawamu pada kisah tentang manusia-manusianya.. Sebuah perjalanan pendakian yang otentik bersama masyarakat lokal.

Bagikan ke teman

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *